Memahami Eco-Art: Seni Rupa yang Ramah Lingkungan di Indonesia

Memahami Konsep Eco-Art: Seni Rupa yang Ramah Lingkungan

Eco-Art, penjuru seni yang berfokus pada isu lingkungan, semakin mendapat perhatian di Indonesia. Menurut Prof. Dr. Dwi Marianto, seorang ahli seni rupa dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta, konsep eco-art adalah "sebuah pendekatan dalam seni rupa yang mencerminkan hubungan langsung antara karya seni dengan lingkungan alam". Seni ini mencoba mengeksplorasi wacana lingkungan dengan berbagai media, seperti instalasi, lukisan, dan patung.

Gagasan utama eco-art adalah harmoni. "Seni ini menciptakan keseimbangan antara manusia dan alam dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan," kata Marianto. Bukan hanya berbicara tentang kelestarian, eco-art juga menciptakan pengetahuan tentang bagaimana kita seharusnya menjaga lingkungan.

Mengenal Praktik dan Perkembangan Eco-Art di Indonesia

Di Indonesia, seni rupa ramah lingkungan sedang berkembang pesat. Adalah Teguh Ostenrik, salah satu seniman eco-art terkemuka di Indonesia, yang mempopulerkan konsep ini. Dia menggabungkan bahan alami, seperti bambu dan batu, dalam karyanya. "Saya ingin menunjukkan bahwa seni bisa menjadi alat untuk mengubah cara kita memperlakukan lingkungan," kata Ostenrik.

Sementara itu, beberapa festival seni juga mulai mengadopsi konsep eco-art. Misalnya, Biennale Jogja, yang selalu mengangkat isu-isu lingkungan dalam karya-karyanya. Festival ini bahkan memiliki program khusus yang mengundang seniman-seniman muda untuk menciptakan karya dengan pendekatan eco-art.

Namun, perlu diakui, tantangan eco-art di Indonesia masih ada. Marianto menekankan, "Kita perlu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan melalui seni. Selain itu, dukungan dari pemerintah dan lembaga seni juga sangat dibutuhkan."

Meski demikian, semangat para seniman eco-art di Indonesia tidak pudar. Mereka terus berinovasi dan menciptakan karya yang menggugah kesadaran lingkungan. Dengan semakin berkembangnya praktik eco-art, diharapkan masyarakat semakin memahami pentingnya menjaga lingkungan dan dapat turut serta dalam gerakan ini.

Sebagai penutup, ungkapan dari Ostenrik mewakili semangat seniman eco-art di Indonesia: "Kami bukan hanya seniman yang menciptakan karya, tetapi juga pejuang lingkungan yang menggunakan seni sebagai alat untuk membela alam."